Pelangikita

Thursday, February 7, 2013

UMP : Penyesuaian Tidak lagi Membedakan

Memasuki tahun 2013, maka pekerja menyambut dengan sukacita. Hal yang membuat senang mereka adalah berlakunya upah minimum propinsi yang baru. Di tahun 2012 Provinsi DKI menetapkan UMP sebesar Rp 1.529.150. Dan di tahun 2013 ini terjadi kenaikan yang signifikan menjadi Rp 2.200.000. Perubahan ini dipengaruhi oleh penetapan angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang ditetapkan oleh Dewan Pengupahan Provinsi DKI sebesar Rp 1.978.789 dengan jumlah komponen sebanyak 60. 

Faktor lain yang turut mempengaruhi UMP adalah pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, produktivitas dan penyerapan tenaga kerja disuatu Provinsi.

Dan memang secara fakta dilapangan biaya hidup yang dikeluarkan oleh pekerja terus berubah dan cenderung naik. Jika UMP berubah hanya setiap tahun, maka perubahan biaya hidup bisa berubah dalam hitungan bulan. Sesuatu yang patut di syukuri oleh pekerja.

Perusahaanpun harus melakukan penyesuaian gaji para pekerja dengan adanya UMP yang baru ini. Secara umum Perusahaan akan mencari jalan agar clasflow mereka tidak terlalu terganggu. Entah dengan mengurangi komponen gaji atau mungkin menghilangkan salah satu komponen dari gaji yang diterima. Atau penyesuaian dilakukan bagi pekerja yang masih di bawah UMP, dan tidak merubah gaji pokok pekerja yang sudah atau diatas UMP.

Disinilah membuka ruang adanya ketidak nyamanan secara horisontal. Saat banyak pekerja menikmati penyesuaian UMP, ada yang tidak mendapatkan penyesuaian karena sudah sama atau diatas UMP.

Mereka yang selama berusaha konsisten dalam kinerja maupun kehadiran didalam tugasnya mendapat apresiasi dari perusahaan. Apresiasinya biasanya berupa kenaikan gajipokok diatas karyawan pada umumnya. Hal ini yang membedakan antara karyawan biasa dengan karyawan yang berusaha bertahan dengan konsisten.

Pada momen penyesuaian UMP inilah terjadi yang namanya "ketidakadilan". Karyawan yang sudah berusahan mempertahankan kinerjanya dan kehadirannya, harus rela UMPnya disamakan dengan karyawan lainnya yang notabene selama ini kinerja "biasa" saja atau tingkat kehadirannya bolong-bolong..

Jadi, kira-kira pertanyaan seperti ini boleh tidak diajukan ? Kinerja tidak terlihat lagi karena dileburkan oleh yang namanya penyesuaian.

Tuesday, January 29, 2013

Belum Bisa Buat Cerpen

Dari beberapa kali menulis, belum ada satupun tulisan berupa cerita pendek lahir. Sudah beberapa kali mencoba, baru satu dua kalimat, mentok. Kenapa jadi susah sekali ya memindahkan yang ada di kepala  ke dalam tulisan. Padahal ide cerita sudah ada.

Kenapa ya ?

Dalam satu kesempatan, seseorang sudah bermurah hari membagi ilmunya dalam untuk tips menulis cerita. Meski katanya tidak ada teori yang baku dalam menulis cerita.

Kata beliau, dalam satu cerita yang bagus itu terdapat, yang namanya kejadian, sesuatu menimpa karakter, dan mengubahnya. Karena jika tidak ada sesuatu yang menimpa karakter dan mengubahnya, buat apa diceritakan ? Dan bukan dikategorikan cerita, lebih pada bentuk narasi.

Untuk membuat cerita itu mengikuti alur yang akan kita buat, maka kita bisa buat dengan memakai pola berikut ini. 
  • Ada dua kontras ( tokoh yang berbeda )
  • Konflik, dua kontras mendekat
  • Krisis, dua kontras bertemu
Tips yang sederhana sebenarnya dan mudah diikuti. Tapi tetap saja, sudah coba membuatnya masih belum ada satupun tulisan berbentuk cerita. Kenapa ya ?



Friday, January 25, 2013

Menuju Ciater

Di bulan Januari ini, kami telah melakukan perjalanan ke pemandian air panas di Ciater. Meski bukan tujuan utama kami sekeluarga, tapi tetap kami berangkat.

Menurut informasi, untuk menuju Ciater umumnya setelah tol Cikampek akan masuk ke Cipularang dengan keluar di Bandung. Tapi karena info dari salah satu anggota keluarga, kalau keluar di Bandung, maka kita harus siap-siap dihadang macet. Menurut dia, Jl.Setiabudi Bandung tidak kenal hari libur atau hari kerja pasti macet.

Sesuai rencana, kami keluar di tol Sadang. Setelah keluar tol kami ketemu lampu merah dengan patokan ada Ramayana, lalu kami belok ke kekanan masuk ke Jl.Veteran Kota Purwakarta. Setelah itu masuk Jl.Sudirman mengarah ke daerah Pasar rebo dengan masuk ke Jl.Kh.Singawinata, lalu ke Jl.Kapten Halim. Saat ketemu Jl.Pondok Salam, maka kita tinggal mengikuti jalan saja. Ditemani pepohonan berwarna hijau sepanjang jalan. Dan perkebunan teh, saat kita sudah mendekati daerah Ciater.












Wednesday, January 2, 2013

Proses Itu Di Luar Kendali

Dalam suatu proses kompetisi dikantor, idealnya semua tergantung kepada pesertanya. Bagaimana peserta menyiapkan dirinya dalam menghadapi persaingan. Persiapan itu bisa berupa, peserta mereview lagi apa yang menjadi job desk selama ini. Dia juga harus coba membuka matanya akan kondisi secara umum bagiannya. Dan yang terpenting motivasi, karena motivasi berkaitan dengan passion yang dibawa dalam bekerja.

Diluar itu kita tidak mampu lagi mengendalikan, karena hal itu diluar kendali kita. Seperti pertanyaan yang akan muncul, bentuk atau model wawancara, waktu yang dialokasikan untuk wawancara.

Dan itu yang saya alami. Saya coba mengikuti prosesnya dengan sebaik-baiknya, dan coba menjawab pertanyaan baik tertulis maupun lisan dengan argumen yang baik. Memanfaat waktu menjawab dengan baik, agar terlihat dimana kualitas kita. Karena disitulah waktu kita tampil.

Setelah itu tinggal menunggu hasil. Dan hasil yang ditunggupun muncul. Hasilnya ? tidak seperti yang diharapkan. Sesuatu yang wajar, karena setiap peserta ingin jadi yang terbaik. Ya sudah lah, mungkin sekarang waktunya yang lain tampil. Walaupun kecewa, coba menerima hasilnya.

Dalam perjalanan menerima hasil yang mengecewakan itu ternyata saya mendapat cerita yang menarik. Seorang yang peserta yang lolos, ternyata terungkap bahwa proses ini ada tanda tanya. Dia bercerita, bahwa motivasi mengikuti proses ini tidak disertai motivasi yang kuat, karena saat hal itu ditanya dia menjawab karena ikut-ikutan untuk menemani rekannya yang juga ikut mendaftar. Keterlambatan diapun dalam hal tes tertulis, tidak mendapat diskualifikasi.

Bagaimana ini?

Awalnya, meski kecewa, saya mempercayai proses ini. Tapi setelah mendapat cerita ini, saya jadi berpikir ada yang tidak semestinya dalam proses ini. Yang saya pahami, motivasi adalah penilaian awal dari penguji akan keseriusan dan maksud dari seorang peserta mengikuti proses ini. Setelah itu baru kemampuan yang lain.  

Jadi maksudnya apa ya? meloloskan orang yang menjawab dengan motivasi yang ada. Terlepas orang itu punya kemampuan. Namun bila motivasi yang tidak jelas, akan berakibat terhadap passion orang tersebut.

Kalau boleh disimpulkan, ini masalah like or dislike. Bukan begitu bos?